Oleh: Neng Nisa
Dalam kehidupan ini Allah telah menciptakan dunia dengan sempurna. Bukti dari keagungan sang pencipta adalah dengan diciptakannya segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Ada laki-laki dan wanita, ada baik dan buruk, juga hal yang lainnya. Semua itu merupakan bukti kesempurnaan sang pencipta.
Dari banyaknya perbedaan yang diciptakan bukanlah hal untuk membedakan. Laki-laki dan perempuan keberadaanya tentu sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia ini. Khususnya perempuan, sosok yang penuh dengan kelembutan kasih sayang.
Perempuan sampai saat ini masih termarginalisasi oleh mainstream pemikiran bahwa perempuan akan selalu dibawah laki-laki, apalagi dalam konteks urusan kepemimpinan.
Perempuan seakan terdesak di wilayah yang terpinggirkan, tertekan hanya dalam urusan rumah tangga. Perlu diketahui dalam demokrasi dan pemerintahan, seharusnya tidak ada lagi perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Karena dalam sistem kepemerintahan yang bergerak adalah sebuah sistem yang maju, bukan ditentukan dari fisik antara laki-laki dan perempuan.
Jaman telah sedemikian maju, akan sangat memperihatinkan jika masih ada pemikiran yang meletakkan kedudukan perempuan di bawah laki-laki. Paradigma seperti itu tentunya akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang hanya menguntungkan laki-laki dan tidak akan mencerminkan bentuk kesetaraan.
Bahwa sampai saat ini, di Indonesia tidak ada satu aturan pun yang mengatur perempuan tidak diperbolehkan menjadi pemimpin dalam pemerintahan. Banyak sekali contoh kaum perempuan yang telah berhasil memimpin sebuah wilayah baik menjadi Kepala Desa, Camat, Bupati, Walikota Bahkan Presiden.
Siti Maryam dengan ketegasannya menjaga kehormatan dalam dirinya yang membuat Allah memberinya anugerah berupa putra shaleh yaitu Nabi Isa AS, Nusaibah, perempuan yang berani berjuang di medan perang, Asiyah seorang perempuan yang dipuji karena kemandirian dan ketegasan imannya dalam melawan raja zalim, Raja Firaun. Perempuan yang disebutkan merupakan bukti bahwa perempuan memiliki kapabilitas yang sama dengan laki-laki. Selain itu, perempuan juga memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menjadi seorang pemimpin.
Dalam hal memimpin fisik bukanlah suatu persoalan, pemikiran yang cerdas wawasan yang luas, dan sanggup menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi masyarakat adalah hal yang dibutuhkan dalam kepemerintahan.
Dalam hali memipin perempuan tidaklah selalu di bawah laki-laki, perempuan justru terkesan lebih peduli dan mampuh menyelesaikan dan mengurusi hal-hal yang selama ini luput dari pandangan laki-laki. Di Indonesia sendiri banyak sekali pemimpin perempuan yang hadir untuk kemajuan negeri. Ibu Megawati Soekrno Putri Pernah Menjadi Presiden, Ibu Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati Kabupaten Lebak, Ibu Risma sebagai Walikota Surabaya, Sri Mulyani sebagai Menteri dan masih banyak yang lainnya. Tentu perempuan dalam hal ini sangatlah potensial untuk menyumbangkan kemampuannya dalam memimpin.
Perempuan sebagai pencetak generasi muda yang berkualitas, penting untuk diberikan ruang sebagaimana mestinya. Perempuan juga sebagai soko guru perebuhan, maka tidak ada alasan lain lagi untuk meminggirkan kaum perempuan untuk sama-sama mengabdikan diri menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Perempuan di panggung politik di negara demokrasi berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama di samping laki-laki. Semoga perempuan-perempuan Indonesia selalu menjaga hati bersih, semangat hebat, santun, cerdas, bijak, dan istiqomah. Saatnya kita berfikir sportif, obyektif, adil dalam hal gender, demi masyarakat kita.
Seorang pemimpin yang memimpin manusia akan bertanggung jawab atas rakyatnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.
Tentang Penulis: Neng Nisa, merupakan Sarjana Universitas Gunadarma.