• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Tuesday, May 13, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Opini

Nabi Syu’aib As dan Air Mata Cinta Kepada Allah

Redaksi by Redaksi
June 5, 2021
in Opini
0
54
SHARES
1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Ahmad Fadhil

hipotesa.id – Secara fisiologis, air mata berfungsi membersihkan dan menyehatkan mata. Secara psikologis, kebanyakan orang memandang bahwa mengucurkan air mata adalah pertanda kelemahan. Tapi, sebenarnya ada tangisan dan cucuran air mata yang justru menjadi tanda kekuatan jiwa seseorang, yaitu tangisannya karena cinta kepada Allah.

Air mata cinta kepada Allah ini dicurahkan ketika seseorang berdoa atau bermunajat dengan-Nya baik di dalam maupun di luar salat, yakni ketika dia memohon agar kebutuhannya dipenuhi Allah.

Shadr al-Din al-Qabanci di dalam kitabnya Fi Rihab Du’a Abi Hamzah al-Tsumali (h. 61) mengatakan bahwa ada tiga jenis pendoa. Pertama, pendoa penyegera. Kedua, pendoa penyangka. Ketiga, pendoa pencinta.

Pendoa jenis yang pertama adalah orang yang Allah telah menakdirkan baginya apa yang ia mohon, tapi karena ia tidak tahu, maka ia memohonnya.

Pendoa jenis yang kedua adalah orang Allah telah menakdirkan baginya apa yang ia mohon, tapi Allah mensyaratkan hal itu akan dia peroleh kalau dia memohonnya, dan dia pun mengira seperti itu, maka dia memohonnya.

Baik dalam kondisi pertama atau kedua, karena manusia tidak mengetahui takdir Allah, maka dia harus berdoa untuk kebutuhannya. Begitu juga pendoa jenis yang ketiga. Akan tetapi, pendoa jenis ketiga akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa dari Allah.

Pendoa jenis ketiga, yaitu pendoa pencinta adalah orang yang memohon kepada Allah semata-mata untuk mematuhi perintah-Nya. Allah Yang Mahakaya, yang gudang kekayaan-Nya tiada batasnya, Dia suka melihat hamba-Nya memohon dan menghinakan diri di hadapan-Nya.

Doa akan menjadi media untuk mencurahkan cinta kepada Allah ketika seseorang sadar bahwa Allah tidak membutuhkan doa dan penghambaan dirinya. Dia juga sadar bahwa dirinya tidak memiliki daya dan kuasa apa-apa. Bahkan, keberadaan dirinya pun bukan miliknya.

Syariat membolehkan manusia untuk memohon apa saja kepada Allah. Dia boleh memohon kebutuhan dirinya sendiri atau orang lain, kebutuhan yang sepele atau yang penting, kebutuhan fisik atau spiritual, kebutuhan duniawi atau ukhrawi. Namun, bagi pendoa pencinta, terikat dengan Allah adalah satu-satunya kebutuhannya.

Hal ini dapat kita teladani dari kisah Nabi Syu’aib yang senantiasa menangis saat membaca doa:

الهي أحب لقائك ورؤيتك ولا أريد شيئا ولقاؤك قرة عيني

Ilaahii uhibbu liqoo’aka wa ru’yata wa laa uriidu syay’aa wa liqoo’aka qurratu ‘aynii.

Artinya, “Tuhanku, aku mencintai perjumpaan dengan-Mu dan melihat-Mu, dan aku tidak menginginkan apa pun. Perjumpaan dengan-Mu adalah pelipur mataku.”

Balasan atas cinta Nabi Syu’aib as tersebut adalah Allah SWT menjadikan salah seorang nabi-Nya yang mulia, yaitu Nabi Musa as, untuk menjadi pembantunya.

Di dalam kitab ‘Ilal al-Syara’i’ diceritakan bahwa Nabi Syu’aib as menangis karena cinta kepada Allah hingga beliau buta. Allah mengembalikan penglihatannya. Lalu, Nabi Syu’aib as menangis lagi hingga matanya buta. Allah mengembalikan penglihatannya. Lalu, Nabi Syu’aib as menangis lagi hingga matanya buta. Allah mengembalikan penglihatannya lagi.

Ketika untuk yang keempat kalinya, Allah mewahyukan, “Wahai Syu’aib, sampai kapan engkau selalu begini? Jika ini karena engkau takut akan neraka, maka Aku menjamin dirimu selamat darinya. Jika karena engkau rindu kepada surga, Aku menjamin engkau akan memasukinya.”

Nabi Syu’aib as berkata, “Tuhanku, Tuanku, Engkau tahu bahwa aku tidak menangis karena takut akan neraka-Mu atau rindu kepada surga-Mu, tapi karena cinta kepada-Mu telah tersimpul di hatiku sehingga aku tidak sabar untuk melihat-Mu.”

Maka, Allah SWT mewahyukan kepadanya, “Jika demikian, maka sebagai balasannya, Aku akan menjadikan Musa bin Imran, Kalim-Ku, sebagai pembantumu.”

Kisah Nabi Musa as menjadi pembantu Nabi Syu’aib as dapat kita baca di dalam Al-Qur’an Surah al-Qashash: 21-29.

Berdasarkan teladan dari Nabi Syu’aib as ini, maka tercurahnya air mata dari manusia yang serba butuh di hadapan Zat yang kasih sayang-Nya menjadi basis keberadaannya adalah bukti kematangan dan kekuatan jiwa.

Penulis: H. Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum (Dosen Filsafat Islam UIN SMH Banten)

Baca Juga

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Tags: Opini
Previous Post

Puluhan Rumah di Cilegon Rusak Akibat Hujan Deras dan Angin

Next Post

Rehabilitasi Kota Serang Gelar Workshop Pot Karakter

Related Posts

Opini

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024
Opini

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Berita

Praktek Intoleransi Menjamur, Alumni UIN Jakarta Ajak Kaum Muda Galakan Dialog dan Perjumpaan

May 9, 2024
Opini

Tradisi Melanggar Di Era Mudik Lebaran

April 7, 2024
Opini

Hak Kekayaan Intelektual dalam Dunia Digital

April 6, 2024
Opini

Mudik dan Hari Kemenangan

April 4, 2024
Next Post

Rehabilitasi Kota Serang Gelar Workshop Pot Karakter

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Masih Minim, DLH Cilegon Targetkan Seluruh Kelurahan Miliki Bank Sampah

    127 shares
    Share 51 Tweet 32
  • Kini Bakso Ikan Malingping Bang Opay Tersedia di Kota Serang

    185 shares
    Share 74 Tweet 46
  • Pantai Mandalika Berok Anyer: Liburan Murah, Fasilitas Lengkap

    107 shares
    Share 43 Tweet 27
  • Alun-alun Kota Cilegon Dibuka, Perkumpulan Pedagang Kota Cilegon Keluhkan Sepinya Pembeli

    34 shares
    Share 45 Tweet 28
  • Peran Mahasiswa Dalam Mengawal Proses Demokrasi di Indonesia

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In