Serang, hipotesa.id – Mad Ali (60) lelaki pengayuh becak yang sudah puluhan tahun bekerja di jalanan Kota Serang ini, kini kian tergerus oleh kondisi kemajuan alat transportasi seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern.
Dengan kemajuan kendaraan transportasi yang semakin pesat tersebut, nasib pengayuh becak yang lekat dengan khas kebudayaan kendaraan tradisional itu, nasibnya tidak seistimewa dahulu. “Sekarang sudah banyak kendaraan pribadi, akhirnya penumpang becak juga berkurang, jadi sepi peminat,” ucapnya Rabu, (8/9/2021).
Dikatakan Mad Ali, pada tahun-tahun sebelum banyaknya kendaraan pribadi, pendapatan hasil menarik becak dirasa sangat cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya, namun kini ia merasa kesulitan mendapat penumpang karena tergerus oleh zaman.
“Terkadang dapet empat penumpang sehari itu, sepi sekarang mah orang lebih memilih naik kendaraan pribadi,” katanya.
Diceritakan Mad Ali, sebelum ia menjadi pengayuh becak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya ia hanya mengandalkan dari hasil sawah garapan milik orang lain, dengan pembagian separuh hasil taninya. Karena pada saat itu kondisi pupuk sawah yang semakin mahal dan hasilnya tidak lagi produktif, sawah garapannya tidak lagi dikelola.
“Dulu saya buruh petani yang menggarap sawah milik orang lain, karena hasil taninya berkurang dan pupuk semakin mahal akhirnya saya diberhentikan,” ungkapnya.
Reporter: Uqel El Satire