• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Sunday, June 1, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Feature

Seburuk-Buruk Ulama adalah Ulama yang Mengunjungi Penguasa, Benarkah Demikian?

Redaksi by Redaksi
February 1, 2022
in Feature
0
213
SHARES
2.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Apa kata Jalaluddin Ar-Rumi tentang ulama yang mengunjungi penguasa ? Dalam khazanah peradaban Islam, sepanjang zaman selalu ada relasi yang rumit antara ulama-penguasa. Jika kita memulai dengan Al-Qur’an sebagai kitab suci, Al-Qur’an menyebut bahwa orang yang mengatur kemasyarakatan kita adalah yang disebut dengan Uli al-Amri, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai orang yang mengurusi perkara masyarakat. Sementara, dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa manusia itu diciptakan sebagai khalifah yang secara harfiah berarti pengganti untuk menjalankan tugas memakmurkan bumi.

Lalu, jika merefleksikannya dengan apa yang dikarang oleh para ulama tentang penguasa, beberapa memandang sinis kedekatan ulama dengan penguasa. Misalnya, al-Ghazali menyatakan beberapa kali bahwa di eranya, banyak bermunculan apa yang disebut ‘ulama as-sulthah, ulama raja. Karakteristik ulama seperti ini dalam catatan al-Ghazali seringkali “mengakal-akali” hukum agama untuk menyenangkan sang raja yang sebenarnya dalam kezaliman. Kalau sudah seperti ini, al-Ghazali mengistilahkan mereka dengan syarru ahwaal al-‘ulamaa’

Baca Juga

Haura Al-Insiyyah Tokoh Feminisme dari Islam

January 5, 2023

Robert Baden Powell, Bapak Pendiri Gerakan Kepanduan Internasional

February 22, 2022

Bagaimana dengan kata Ar-Rumi, sufi besar kelahiran kota Konya, Turki, tentang ulama yang mengunjungi penguasa ?

Ar-Rumi punya pandangannya tentang persoalan ini. Ia mengutip riwayat yang mengatakan bahwa,

شر العلماء من زار الأمراء، خير الأمراء من زار العلماء. نعم الأمير على باب الفقير، وبئس الفقير على باب الأمير

seburuk-buruknya ulama itu yang datang menemui raja-raja. Dan sebaik-baiknya raja adalah yang menemui ulama. Pemimpin yang paling baik adalah yang berada di pintu orang fakir, dan orang fakir terburuk adalah yang berada di pintu raja.

Riwayat ini, menurut Ar-Rumi dalam karyanya Fiihi Maa Fiihi, seringkali dipahami makna zahirnya saja oleh sebagian kalangan bahwa seorang ulama mutlak tidak boleh menemui, menziarahi, atau bahkan dekat dengan pemimpin agar tidak dikategorikan sebagai ulama yang buruk.

Menurut Rumi, ulama yang bertemu raja dikategorikan sebagai ulama yang buruk (syiraru al-‘ulamaa’) terjadi kalau ia menggantungkan kehidupannya kepada sang raja. Kehidupan dan kepastian hidupannya sangat bergantung kepada raja, dengan alasan takut kepadanya. Termasuk mencari ilmu dengan niat agar memiliki kedekatan dengan para raja atau menjadi pintar dengan keyakinan disebabkan karena bantuan para raja, ini baru diharamkan.

Rumi menggambarkan, kalau ulama yang seperti ini, mau dikunjungi atau mengunjungi raja, hakikatnya ia tidak pernah menjadi orang yang dikunjungi (al-mazuur), namun dia adalah orang yang mengunjungi (az-zaair) yang sesungguhnya.

Ini berbeda jika kondisinya sebaliknya. Orang yang mencari ilmu dan ditahbiskan sebagai seorang ulama, tidak ada urusan dekat dengan raja atau tidak, dan hanya karena Allah, ia hakikatnya adalah orang yang dikunjungi. Mengapa demikian ?

Ulama yang ikhlas karena Allah, ketika bertemu dan bahkan mengunjungi rumah seorang pemimpin, ia akan tetap berada diposisi sebagai orang yang dikunjungi, karena hakikatnya seorang pemimpinlah yang mengambil manfaat dari seorang ulama. Ulama yang seperti ini digambarkan layaknya matahari yang kedudukannya menyinari siapapun dan tidak membutuhkan sinar dari yang lain. Matahari, tambah Ar-Rumi, tugasnya hanya memberi, dan tidak menuntut balik. Ini selaras dengan satu ungkapan dalam bahasa Arab,

نحن تعلمنا أن نعطي، ما تعلمنا أن نأخذ

Kita itu belajar supaya bisa memberi, bukan malah meminta.

Previous Post

Apa Arti Shio Macan Air Pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2022?

Next Post

Banyak Pesan Kehidupan dari Sosok Sundar Pichai Sang CEO Google

Related Posts

Feature

Haura Al-Insiyyah Tokoh Feminisme dari Islam

January 5, 2023
Feature

Robert Baden Powell, Bapak Pendiri Gerakan Kepanduan Internasional

February 22, 2022
Feature

Tidurmu Tidak Berkualitas? Coba Lakukan Beberapa Hal ini!

February 2, 2022
Feature

Banyak Pesan Kehidupan dari Sosok Sundar Pichai Sang CEO Google

February 2, 2022
Feature

Apa Arti Shio Macan Air Pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2022?

February 1, 2022
Feature

Sekilas Laksamana Chengho dan Pengaruhnya di Indonesia

February 1, 2022
Next Post

Banyak Pesan Kehidupan dari Sosok Sundar Pichai Sang CEO Google

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Bahas Soal Flaring PT Lotte Chemical, DPD KNPI Kota Cilegon Dorong Pemkot Pasang Stasiun Pemantau Udara

    111 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Pantai Mandalika Berok Anyer: Liburan Murah, Fasilitas Lengkap

    108 shares
    Share 43 Tweet 27
  • Nabi Syu’aib As dan Air Mata Cinta Kepada Allah

    54 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Alun-alun Kota Cilegon Dibuka, Perkumpulan Pedagang Kota Cilegon Keluhkan Sepinya Pembeli

    34 shares
    Share 46 Tweet 29
  • Muharman Koto Nyalon Ketua IPSI Cilegon Lagi.

    117 shares
    Share 47 Tweet 29
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In