Dari kota wuhan cina, virus mematikan menyebar hampir ke seluruh Negara di dunia, tercatat yang paling banyak korban meninggal dan juga terinfeksi virus yang dikenal dengan nama corona ini, adalah negara Italia, Spanyol, Iran, Amerika, dll., Cepatnya penularan dan sulit terditeksinya penularan ini sehingga dengan cepat menyerang manusia, aibatnya korbanpun berjatuhan hanya dalam kurun waktu dua minggu saja sejak terjadinya pertama kali tanggal 31 Desember 2019.
Terjadinya kontak langsung dengan pasien, menimbulkan terjadinya penyebaran dengan cepat, kurangnya alat pelindung diri atau dikenal dengan nama APD menjadi penyebab lain dari banyaknya korban yang meninggal dunia. Penyebaran virus corona terjadi melalui kontak langsung dengan pasien, obat penawar yang masih belum ditemukan oleh para ahli sehingga mempersulit penghentian penyebaran virus ini.
Sulitnya penanganan virus corona, sehingga banyak pemimpin negara menentukan langah langkah dalam menghentikan penyebarannya bahkan harus menentukan kebijakan yang sangat sulit, tetapi harus dilakukan oleh pemerintahan di masing masing Negara, salah satu kebijakan yang sangat berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan terebut yaitu pembatasan interaksi sosial, dimana pembatasan ini tentu akan berpengaruh besar tehadap laju perekonomian, tersendatnya kebutuhan kebutuhan utama masyarakat, menimbulkan efek banyaknya perusahaan perusahaan yang pekerjanya dirumahkan sehingga otomatis terjadinya pengangguran, dengan tingkat kebutuhan ekonomi yang tinggi tetapi penghasil yang tidak ada, tidak mungkin negara membayar semua kebutuhan masyarakatnya yang begitu banyak seperti Indonesia.
Di bidang pendidikan juga terdampak yang sangat besar , sebab demi menghentikan penyebaran corona ini semua siswa dan gurunya belajar dari rumah, yang mendadak dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Ketidak siapan semua unsur dalam pendidikan menjadi kendala yang besar juga, adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) membutuhkan kesiapan dari semua unsur, dimulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orang tua, diakui memang pemerintah melonggarkan sistem penilaian pendidikan disesuaikan dengan keadaan darurat asalkan pembelajaran tetap dapat berlangsung tanpa harus di bebani dengan pencapaian kompetensi. Sehingga banyak para guru menggunakan dari dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus
ini, di antaranya adalah dengan mengeluarkan PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang berakibat pada pembatasan berbagai aktivitas termasuk di antaranya sekolah. Sementara itu aktivitas Belajar Dari Rumah.
Peran orang tua dalam mendampingi kesuksesan anak selama belajar di rumah menjadi sangat sentral, Orang tua pada awalnya berperan dalam membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk pembiasaan yang baik,,Namun perannya menjadi meluas yaitu sebagai pendamping pendidikan akademi.
Disini ada beberapa cara mendidik anak dimasa pandemi Covid-19
1. Sebagai guru di rumah. Orang tua membimbing anak, mengawasi selama anak belajar online
2. Sebagai fasilitator. Orang tua memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak selama proses pembelajaran di masa pandemi di rumah.
3. Sebagai motivator. Orang tua harus mampu memberikan motivasi kepada anak untuk bersemangat mengikuti proses pembelajaran online.
4. Sebagai director. Orang tua menjalankan peran untuk mengarahkan anak supaya mau mengikuti proses pembelajaran online.
Dalam mendidik anak di masa pandemi ini, dibutuhkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang memadai untuk orang tua. Orang tua juga harus memiliki mental yang tangguh dalam mendidik anak di masa pandemi ini.Keberhasilan dalam mendidik anak di rumah sangat membutuhkan peran dari semua pihak.
Annisa : Annisah