Cilegon, hipotesa.id – Perjuangan masyarakat Gunung Sugih dan Persatuan Gabungan Pengusaha Gunung Sugih Bersatu (PGSB) terus bergulir. Setelah melaksanakan dua aksi damai, masyarakat bersama PGSB menyatakan akan melanjutkan aksi ke-3 dan ke-4 jika pihak PT Asahimas tidak menunjukkan itikad baik untuk memenuhi tuntutan mereka, pada hari Rabu (11/12/2024).
Ketua korlap PGSB dan masyarakat Gunung Sugih, Marto, menyampaikan bahwa langkah ini diambil karena pihak PT Asahimas dinilai tidak peduli terhadap keberadaan masyarakat lokal yang terdampak langsung oleh operasional perusahaan, khususnya dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan pengelolaan limbah.
Tuntutan Utama: CSR dan Pengelolaan Limbah oleh Pengusaha Lokal
Menurut Marto, CSR yang dijalankan PT Asahimas dinilai tidak efektif dan hanya formalitas semata. “Jika dihitung, kontribusi CSR itu nyaris nol besar. Mungkin hanya acara ulang tahun sekali setahun, tapi tidak ada yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat Gunung Sugih juga menuntut agar pengelolaan limbah seperti batu bara, garam, orea, dan kapur diberikan kepada pengusaha lokal. Saat ini, hanya sekitar 0,3% dari total pengelolaan tersebut yang melibatkan pengusaha lokal, sementara sisanya dikerjakan oleh lebih dari 60 perusahaan dari luar daerah.
“Kami ingin pengusaha lokal juga diberi kesempatan untuk berkembang. PT Asahimas harus membuka pintu komunikasi, karena selama ini masyarakat lokal merasakan dampak negatif dari aktivitas perusahaan, terutama polusi udara, laut, dan darat,” tegas Marto.
Dampak Lingkungan Jadi Sorotan
Polusi yang dihasilkan oleh aktivitas PT Asahimas menjadi salah satu alasan utama masyarakat Gunung Sugih terus bersuara. Marto menyebutkan bahwa limbah kimia yang dihasilkan pabrik dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. “Industri kimia di Gunung Sugih, termasuk PT Asahimas, membawa risiko besar. Jika arah angin mengarah ke pemukiman, masyarakat jelas terdampak,” katanya.
Aksi Damai akan Terus Dilakukan
PGSB bersama masyarakat Gunung Sugih menegaskan bahwa perjuangan mereka akan terus berlanjut hingga tuntutan dipenuhi. Marto mengatakan, aksi ke depan akan melibatkan lebih banyak massa dengan strategi yang lebih masif. “Kami akan bergerak lebih besar, baik di laut maupun darat, sampai PT Asahimas membuka ruang dialog dan memberikan perhatian yang layak kepada masyarakat terdampak,” tutupnya.
Aksi damai ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi PT Asahimas untuk mendengarkan aspirasi masyarakat lokal dan menciptakan kebijakan yang lebih inklusif bagi warga Gunung Sugih.(Red/Fadli)