Serang, hipotesa.id – Puluhan mahasiswa UIN Sultan Maulan Hasanudin Banten yang tergabung dalam aliansi ‘Daruratuibanten’ menggelar aksi unjuk rasa didepan Gedung Rektorat kampus UIN SMH Banten, untuk menuntut pengurangan uang kuliah tunggal (UKT) bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.
Nani Al-farizi Duta Besar (IMC) Ikatan Mahasiswa Cilegon UIN SMH Banten yang ikut tergabung dalam aliansi “daruratuinbanten” mengatakan, kebijakan Rektorat yang tertuang dalam SK nomor 154 tahun 2021 tentang keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dirasakan oleh mahasiswa sebagai kebijakan yang tidak bijaksana karena masih memberatkan mahasiswa, ditengah perekonomian yang tidak setabil saat pandemi covid-19.
“Mahasiswa merasakan bahwa, SK yang dikeluarkan oleh rektor kemaren itu adalah keputusan sepihak dan menciderai nilai-nilai demokrasi karena tanpa adanya jejak pedapat dengan para mahasiswa yang terdampak langsung pandemi covid 19,” ungkap Nani kepada hipotesa.id saat di wawancara. (3/2/2021)
Dalam aksi ini mahasiswa menuntut untuk mencabut SK Rektor nomor 154 tahun 2021 serta menggratiskan UKT sebesar 50% atau penurunan grade UKT satu tinggat dan subsidi kuota 14 GB per bulan/52 GB persemester pada semester genap 2021-2022.
Aksi ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor lll UIN SMH Banten Dr. H. Wawan Wahyudin mengatakan bahwa belaiu akan mengusulkan kepada pihak rektorat untuk penurunan uang kuliah tunggal (UKT) lebih dari 15% bahkan hinggal 100% dengan catatan memang benar mahasiswa tersebut terdampak covid 19.
Mahasiswa juga menantang pihak Rektorat untuk mengadakan audiensi terbuka dengan seluruh mahasiswa UIN SMH Banten dan mahasiswa juga mengancam akan menginap di kampus jika tuntutannya tidak dikabulkan oleh pihak rektorat. (Maul)