• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Wednesday, June 18, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Opini

Perempuan Desa, Bangkit Melawan Penindasan

Redaksi by Redaksi
March 8, 2021
in Opini
0
104
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Merta Merdiana Lestari

hipotesa.id – Investigasi sosial, menjadi dasar utama ketika kaum gerakan/organisasi akar rumput berbicara kesejahteraan masyarakat dan penindasan.Momentum sering menjadi suasana yang menyenangkan dan terjangkau, bahkan menjadi tempat yang sakral ketika persoalan masyarakat bisa di ekspresikan secara luas.

Baca Juga

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024

Dalam perayaan momentum yang maju seperti; hari buruh, hari pemuda, hari perempuan, hari tani, atau hari lain perihal momentum perjuangan kaum proletariat. Masih sangat terbatas bisa dinikmati atau di suarakan oleh kaum proletariat lainnya.

Meskipun momentum bukanlah akhir atau tujuan utama dari perjuangan kelas kaum proletariat. Tapi momentum menjadi sebuah refleksi, dimana sejarah perjuangan kaum proletariat adalah perjuangan yang pantas untuk diperjuangan. Karena sejarah, sudah membuktikan dimana ada harapan disitulah kehidupan akan datang beriringan.

Tepat pada tanggal 08 Maret 2021, hari ini momentum IWD atau International Women’s Day telah menapaki perjalanan yang ke 46 sejak pertama kali PBB meresmikan 8 Maret 1975 sebagai momentum International Women’s Day. Dengan perjalanan sejarah yang panjang ini, bukan hal yang mudah bagi kaum perempuan untuk bisa berada di tahap mengekspresikan atau berbicara perihal persoalan kaum perempuan.

Sampai saat ini, budaya patriarki masih langgeng berkembang di tatanan masyarakat Indonesia, dapat kita temukan dalam berbagai aspek dan ruang lingkup, seperti ekonomi, pendidikan,
politik, hingga hukum sekalipun. Yang akibatnya, muncul berbagai masalah sosial yang membelenggu kebebasan perempuan, bahkan melanggar hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh perempuan.

Indonesia adalah negara hukum. Namun kenyataannya, payung hukum sendiri belum mampu mengakomodasi berbagai permasalahan sosial yang terstruktur tersebut. Penyebabnya masih klasik, karena ranah perempuan masih dianggap terlalu domestik. Sehingga penegakan hukum pun masih cukup lemah dan tidak adil gender.

Friedrich Engels (Asal usul keluarga, kepemilikan pribadi dan Negara) “Eksploitasi kelas dan penindasan seksual atas perempuan lahir bersamaan dengan tujuan melayani kepentingan sistem kepemilikan pribadi”.

Persoalan kaum perempuan bukan hanya tentang persoalan gender, akan tetapi persoalan perempuan adalah persoalan kemanuasiaan. Maka penting bagi kaum perempuan Desa untuk terlibat dalam perjuangan – perjuangan sosial/kelas. Dimana dimulainya?, tidak lain adalah terorganisasikan!.

Penting bagi kaum perempuan untuk ikut terlibat dalam organisasi, kenapa? karena, dengan organisasi kaum perempuan punya ruang untuk lebih mengetahui siapa lawan dan siapa kawan, sebagai ruang belajar yang maju untuk mempertajam persoalan.

Selain untuk dirayakan, momentum juga bisa menjadi wadah refleksi untuk terus mengaji diri dan persoalan kaum proletariat, begitupun persoalan kaum perempuan, yang di abad moderen ini bentuk dan kondisi penindasannya sangat tak terlihat, patriarki yang dikemas sedemikian haluspun tak kita sadari bahwa keberadaannya masih sangat mengakar di persoalan kaum perempuan.

Tentang penulis: Merta Merdiana Lestari merupakan aktivis perempuan, bergiat di organisasi Komunitas Soedirman 30. (Facebook: Merta Madrid Merdeka. IG: @mertamerdeka05).

Tags: IWDPerempuan
Previous Post

Generasi Digital, Petani Masa Depan

Next Post

Gaji Tidak Dibayar, Nasib Buruh Terlantar

Related Posts

Opini

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024
Opini

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Berita

Praktek Intoleransi Menjamur, Alumni UIN Jakarta Ajak Kaum Muda Galakan Dialog dan Perjumpaan

May 9, 2024
Opini

Tradisi Melanggar Di Era Mudik Lebaran

April 7, 2024
Opini

Hak Kekayaan Intelektual dalam Dunia Digital

April 6, 2024
Opini

Mudik dan Hari Kemenangan

April 4, 2024
Next Post

Gaji Tidak Dibayar, Nasib Buruh Terlantar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Demonstrasi Buruh Blokade Gerbang PT Bungasari, Forum Pengusaha Lokal : Sangat di Sesalkan

    104 shares
    Share 42 Tweet 26
  • 100 Hari Kerja Diskusi Dengan Mahasiswa, PMII Cabang Cilegon : Langkah Positif Robinsar-Fajar

    111 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Tradisi Ngumbah Keris Malam Satu Suro, Tujuannya Apa?

    127 shares
    Share 51 Tweet 32
  • Bersama-sama Menuju Kebaikan, Mayora Kembali Gelar Bukber dan Santunan Yatim Dhuafa

    101 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Dinkop UKM Banten Perkuat UMKM untuk Naik Kelas dan Go Internasional

    104 shares
    Share 42 Tweet 26
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In