Cilegon, hipotesa.id – Pemanasan global punya dampak besar bagi perubahan iklim dan ekosistem bumi. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global, ialah gas (CH4) atau gas metana yang berasal dari tumpukan sampah yang kita hasilkan.
Meski memiliki dampak bahaya, gas yang berasal dari proses penguraian sampah organik ini, jika dikelola dengan baik, pada dasarnya memiliki manfaat bagi kelangsungan hajat manusia.
Untuk mengurangi dampak bahaya dari gas tersebut, Pemerintah Kota Cilegon mengembangkan gas metana sebagai energi alternatif.
Kasubag TU TPSA Bagendung, Hatibi, mengatakan dengan adanya pemanfaatan gas metana ini, diharapkan bisa mengurai volume sampah yang selama ini menggunung di TPSA Bagendung.
“Untuk saat ini, pemanfaatan dari sampah ini hanya gas metana,” kata Hatibi, saat ditemui hipitesa.id di ruangannya. Kamis (22/7/2021).
Hatibi mengatakan, gas metana yang berasal dari tumpukan sampah ini, disalurkan melalui istalasi pipa dari TPSA ke rumah warga sekitar.
“Gas metan itu kita salurkan kepada masyarakat sekitar TPSA. Karena masyarakat udah dikasih instalasinya termasuk kompornya. Yang memiliki itu sekitar 60 kepala keluarga,” paparnya.
Selain memanfaatkan gas metana menjadi sumber bahan bakar alternatif, Hatibi mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan berbagai pengelolaan sampah menjadi kompos, maupun pembangkit listrik tenaga sampah.
“Rencananya mah mudah-mudahan tahun depan,” ujarnya
Salbiah (60), salah satu warga yang bermukim di sekitar TPSA Bagendung mengatakan, dirinya menggunakan gas metana tersebut untuk yang cukup lama.
“Udah lama, ada sekitar 4 tahun mah,” ujarnya
Ia mengatakan, menggunakan gas tersebut, guna keperluan dapur seperti memasak. Selain itu, Salbiah juga tak khawatir kehabisan persedian gas di rumah.
“Kan udah dari sana nya (TPSA) dialirin lewat instalasi pipa yang nyambung ke kompor,” ujarnya.
Reporter: Bd Chandra