• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Tuesday, May 13, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Opini

Membalas Hinaan ala Diogenes “Si Anjing”

Kang Muhaimin (Direktur Eksekutif Sekolah Filsafat Averroes)

Cak Emye by Cak Emye
December 10, 2021
in Opini
0
sumber gambar: wikipedia

sumber gambar: wikipedia

111
SHARES
913
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Diogenes seorang filsuf asal Sinope yang terkenal dengan julukan al-Kalbi, Doggish, atau dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut Anjingisme. Ia hidup sangat asketis sekali, saking asketisnya rumah pun ia tak punya, malah ia memilih hidup di tong besar di sebuah pasar. Karena hidupnya yang tidak biasa, maka tidak sedikit juga yang menghinanya.

Suatu hari, Diogenes dihina oleh seseorang yang berkepala botak, kemudian Diogenes berkata, “Wahai Tuan, aku tidak akan membalas hinaamu. Aku hanya merasa senang bahwa rambutmu telah kabur meninggalkan kepala yang jelek, tengkorak yang kosong, dan otak yang rusak.”

Baca Juga

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024

Diogenes sebagai penghulu Mazhab Anjingisme atau juga dikenal sinisisme membalas cacian memang terkadang perlu untuk membalas hinaan sebab mereka yang menghina juga terkadang menghina tanpa alasan, mereka menghina tanpa mengerti kenapa mesti menghina dan tanpa mengerti kenapa objek itu dihina.

Pada kesempatan lain, ada seseorang juga yang mencaci Diogenes. Tapi begitulah Diogenes, ia tetap santai. Kali ini ia berkata, “Dengan begitu, sempurnalah kejelekannya: dia mencaci tapi tidak dicaci.”

Terkadang juga, Diogenes tidak membalas hinaan-hinaan yang datang menghujaninya. Ia diam. Sebab dengan diam, orang yang menghina akan semakin terhina dan menyempurnakan kehinaannya sendiri.

Sikap Diogenes sebagai orang yang memiliki pandangan hidup yang kuat, mau hujan hinaan atau badai cacian sekalipun, ia tetap pada pendiriannya. Sampai pada satu waktu, Alexander The Great, Sang Penakluk itu mendatanginya dan bertanya kepadanya, “Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?” Kemudian Diogenes si Anjing ini menjawab, “Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!”

Hal tersebut menunjukkan bahwa Diogenes tetap berdiri tegak dalam pendiriannya sekalipun Sang Penakluk dari Macedonia itu mempertanyakan dirinya. Malah ia berkata bahwa kekuasaan akan menjadi penghalang sinar kebijaksanaan yang menyinarinya.

Tak aneh, Diogenes dijuluki “Si Anjing” memang bukan tanpa sebab. Ia dijuluki itu karena ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya bak seekor anjing yang menyalak. Sekalipun ia mengagumi Socrates, namun ia tidak menerima gaya santun Socrates. Platon sendiri memberinya julukan sebagai “Sokrates yang Pemarah”.

Di kehidupan yang seperti hutan belantara ini, terkadang kita hewan yang hidup di dalamnya terkadang perlu meneladani Diogenes Sang Penghulu Anjingisme tetap tegak dalam pendirian sekalipun dihina. Namun saat dihina, bukan hanya diam, namun kita juga perlu sekali-kali untuk menjawab.
Sebagaimana kata Penyair Rois Renaldi, ia bersenandung,

“Dalam kehidupan yang kadung lacur ini,
aku harus pandai berkata-kata, harus banyak bicara!
Karena bisu berarti menyerah kepada
desas-desus dari omongan ke omongan tanpa kejujuran.
Tetapi kadang-kadang aku diam juga,
jika aku seperti tersesat di antara sekumpulan monyet
atau ketika aku merasa berada di kandang domba,
di mana biji-biji tai terselip di bulu-bulu tebal.”

Kang Muhaimin (Direktur Eksekutif Sekolah Filsafat Averroes)

Tags: DiogenesMuhay Ya Salam
Previous Post

Mahasiswa Ingatkan Kejari Cilegon untuk Kejar juga Pemberi Suap

Next Post

Mayat Remaja Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Bahu Jalan

Related Posts

Opini

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024
Opini

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Berita

Praktek Intoleransi Menjamur, Alumni UIN Jakarta Ajak Kaum Muda Galakan Dialog dan Perjumpaan

May 9, 2024
Opini

Tradisi Melanggar Di Era Mudik Lebaran

April 7, 2024
Opini

Hak Kekayaan Intelektual dalam Dunia Digital

April 6, 2024
Opini

Mudik dan Hari Kemenangan

April 4, 2024
Next Post

Mayat Remaja Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Bahu Jalan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Masih Minim, DLH Cilegon Targetkan Seluruh Kelurahan Miliki Bank Sampah

    127 shares
    Share 51 Tweet 32
  • Kini Bakso Ikan Malingping Bang Opay Tersedia di Kota Serang

    185 shares
    Share 74 Tweet 46
  • Pantai Mandalika Berok Anyer: Liburan Murah, Fasilitas Lengkap

    107 shares
    Share 43 Tweet 27
  • Berburu Takjil Enak di Kota Cilegon

    140 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Hasil Muslem, Fatur Jadi Dirut Lapmi Cabang Serang

    20 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In