Cilegon, hipotesa.id – Memperingati 93 tahun semangat Hari Sumpah Pemuda, Ikatan Mahasiswa Cilegon menggelar Dialog Publik, di Aula Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Rabu, (03/11/21).
Pada acara Dialog Publik yang mengangkat tema “Memaknai Semangat Sumpah Pemuda Dalam Menangkal Radikalisme dan Anasir Yang Merusak Indeologi Negara” ini, dihadiri langsung oleh AKP. Ali Rahman selaku Kapolsek Ciwandan, H. Hikmatullah sekalu tokoh pengusaha Cilegon, dan dua narasumber, yaitu: Hasani Ketua Muhammadiyah Kota Cilegon dan Sholeh Syafe’i Ketua GP Ansor Kota Cilegon.
Hariyanto selaku Ketua Umum Pusat Ikatan Mahasiswa Cilegon mengatakan, 93 tahun yang lalu sumpah pemuda telah diikrarkan oleh para pemuda, yang menandai bersatunya para pemuda dari Sabang sampai Merauke melalui kongres para pemuda.
“Suatu perbedaan adalah anugerah dari Tuhan terhadap makhluk yang diciptakannya, dari suatu perbedaanlah kita akan mendapatkan suatu jalan yang akan bermuara pada kebahagiaan, seperti kongres pemuda 1, 2 dan 3 yang di mana pada saat itu dihadiri oleh para pemuda dari berbagai macam daerah dan bahasa, tetapi bisa menghasilkan ikrar dan janji yg nyata yaitu tanah air satu, satu bangsa, satu bahasa,” jelas Hariyanto kepada Tim hipotesa.id.
Dirinya juga berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat para anggota Ikatan Mahasiswa Cilegon untuk bersatu dan bahu-membahu membangun Kota Cilegon.
“Ini adalah momentum untuk mengingat kembali semangat hari sumpah pemuda dan mengejawantahkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari, dimana peran pemuda harus lebih aktif dan produktif agar terciptanya jiwa-jiwa pemimpin di masa yg akan datang,” harapnya.
Sementara itu, Syahdatul Muhammad selaku Ketua Bidang Advokasi dan Aksi PP IMC juga mengatakan, kegiatan Dialog Publik ini adalah bentuk upaya memotivasi para anggota IMC sebagai Agent of Change dan Sosial Control agar tidak menjadi mahasiswa yang apatis terhadap kondisi sosial masyarakat.
“Kita selaku pemuda dan mahasiswa jangan menjual gaya saja, tapi harus memiliki gagasan dan ide-ide, itulah pemuda yang aktif dan produktif, mampu menganalisa dan mengkaji jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu musuh kita saat ini hanya dua yaitu, kebodohan dan kemiskinan, itulah akar rumput yang menciptakan kegaduhan serta bibit-bibit radikalisme,” jelas Syahdatul Muhammad.