Lebak , hipotesa.id – Puluhan karyawan korban PHK PT. Dinamika Mitra Huresindo selaku Vendor di PT. Cemindo Gemilang Menggandeng Karang Taruna untuk melakukan musyawarah di Desa Pamubulan Kecamatan Bayah Kab Lebak Provinsi Banten.
Tommy, Ketua Karang Taruna Desa Paumbulan, Kecamatan Bayah, menegaskan bahwa tidak akan menerima keluhan korban PHK yang dilakukan oleh PT. Dinamika Mitra Huresind (DMH) selaku vendor di PT. Cemindo Gemilang.
Menurut Tommy, bahwa PHK ini didasari faktor kesengajaan atau kesewenang-wenangan. Selain itu, saya juga mengaku mengetahui bahwa banyak TKA Cina yang masuk bekerja untuk menggantikan korban PHK.
“Seharusnya pekerja lokal itu, sudah menjadi prioritas utama bagi pelaku usaha atau perusahaan yang ada didaerah kami, apalagi desa kami menjadi wilayah terdampak,” ucap Tommy.
Pihaknya juga membayangkan kejadian PHK ini, menurutnya, PT Cemindo Gemilang selaku owner vendor dapat mengintruksikan kepada para vendornya untuk tetap mempekerjakan pekerja lokal sebagai prioritas utama.
“Kami bersama korban PHK menyampaikan persoalan ini ke Pemdes Desa terlebih dahulu, sekaligus meminta pengantar atau dorongan dari Pemdes untuk selanjutnya langkah ke pelaporan ke dinas termasuk ke Kantor Imigrasi Serang terkait keberadaan TKA,” kata Tommy.
Diberitakan sebelumnya, Puluhan karyawan PT. DMH, perusahaan vendor yang bekerja di PT. Cemindo Gemilang, Bayah, Kabupaten Lebak, mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Salah satu korban PHK yang bekerja di bawah naungan PT. DMH, Ucup Supriatna mengaku, PHK yang dialami dirinya dan teman-temannya terkesan sepihak, dengan alasan ada pengurangan karyawan PT. Cemindo Gemilang.
“Bagi saya ini terkesan sepihak, dengan alasan ada pengurangan karyawan PT. Cemindo Gemilang. Padahal saya sudah bekerja sudah satu tahun di sana,” katanya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (30/11/24).
Ucup menyebutkan, korban PHK secara sepihak ada sebanyak 20 karyawan.
Ucup mengatakan, PHK yang dialaminya sangat kurang elok, karena keberada PT. Cemindo Gemilang berada di wilayah tempat tinggalnya.
“Kami sebagai warga terdekat dari keberadaan PT itu, seharusnya mendapatkan pekerjaan, bukan membuang dan orang asing dimasukan,” katanya
Ironisnya, kompensasi pengurangan karyawan tapi justru pekerja asing malah leluasa mendapatkan pekerjaan dibandingkan warga lokal di wilayah Bayah” ujarnya. ***