• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Saturday, July 12, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Berita

Tradisi Unik Warga Rayakan Iduladha

Redaksi by Redaksi
July 21, 2021
in Berita
0
52
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pandeglang, hipotesa.id – Meskipun ditengah situasi pandemi virus Covid-19, tak sedikitpun menyurutkan semangat warga di Indonesia untuk tetap merayakan hari raya Iduladha 1442 H. Selasa (20/7/21).

Pandemi virus Covid-19, tentunya membuat kondisi menjadi darurat. Imbasanya, di beberapa daerah di Indonesia, tidak dapat merayakan hari raya Iduladha seperti biasanya. Hal itu dikarenakan adanya upaya dari pemerintah berupa himbauan untuk merayakan hari raya Iduladha dirumah saja.

Baca Juga

Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Warga Ciberko Gelar Pawai Obor dan Lomba Islami

June 28, 2025

Dari Aktivisme ke Apatisme : Alarm bagi Budaya Politik Partisipatif

June 16, 2025

Mengingat akan hal itu, kebiasaan yang dilakukan setiap daerah untuk memeriahkan perayaan Idhuladha pasti ditandai dengan penyembelihan hewan kurban. Akan tetapi, bukan Negara Indonesia rasanya, jika tidak mempunyai sebuah tradisi yang dianggap unik untuk proses pemotongan hewan.

Salah satunya daerah Kampung Sompok, Desa Kramat Jaya, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Keunikan itu tersaji saat hendak menyembelih hewan kurban.

Tradisi yang dilakukan ketika hewan ingin disembelih yakni, yang pertama hewan kurban ini dibedaki, diberi lipstik, diberikan minyak rambut, sampai hewan kurban itu diberikan cermin untuk mengaca.

Tokoh masyarakat Abah Arma menuturkan, jika hewan kurban berjenis kelamin wanita, akan didandani dengan cara diberikan bedak, lipstik Dan alat kecantikan lainnya. Akan tetapi sebaliknya, jika laki-laki, maka akan dipakaikan minyak rambut lalu disisir dengan rapi.

“Hal tersebut dilakukan atas dasar semata-mata menggambarkan si yang kurbannya”, ujarnya.

Setelah itu, tradisi yang kedua yakni hewan kurban ini jika diperuntukkan untuk wanita, maka hewan ini diberikan sepahan untuk giginya, jika diperuntukkan untuk laki-laki maka akan diberikan rokok, sambil diberikan kemenyan saat hewan kurban akan disembelih.

“Hal tersebut diberikan karena kebiasaan orang dulu kalau wanita mah nyepah, kalau laki-laki biasanya merokok, nah kalo diberikan kemenyan itu bentuk dari penghadang darah supaya tidak muncrat ke saksi,” jelas Abah Arna.

Tradisi yang terakhir, kepala hewan itu dililitkan benang dan diberikan kain kafan di punggungnya, sambil dibakarkan kemenyan di hadapannya.

“Kalau kepalanya diikat tujuannya itu supaya hewan kurban ini bisa dikendalikan nantinya, dan diberikan kain kafan itu supaya suci hatinya yang memberikan kurban ini,” terang abah.

Hal tersebut dibenarkan adanya dan selalu dilestarikan karena itu merupakan peninggalan dari nenek moyang mereka terdahulu. Tapi banyak dari kalangan masyarakat yang sudah mulai memahami bahwa hal tersebut tidak menimbulkan manfaat apapun.

“Tapi, hal tersebut adalah tradisi peninggalan nenek moyang terdahulu, jadi memang harus dilestarikan. Kalau ditanya hukumnya memang gak ada, cuma dari kalangan para ustadz dan para tokoh membiarkan hak tersebut, yang terpenting tujuannya tidak menyimpang,” tutup abah.

Mengenai akan hal itu, ustad iman, tokoh agama setempat berbicara terkait tradisi kurban yang ada di kampungnya, ia mengatakan bahwa hal itu adalah sebuah tradisi (adat) dimana masyarakat masih ingin melestarikan.

“Yang masih ingin memakai silahkan yang tidak pun gak masalah, dan hal tersebut pun tidak membatalkan kurban, karena tujuannya tidak menyimpang,” jelas iman.

Reporter: Jawier
Editor: Birin

 

Tags: BudayaIduladhaPandeglangSosial dan KebudayaanWARGA
Previous Post

Sah, Pemerintah Ketok Palu Soal Perpanjang PPKM Darurat

Next Post

Perbedaan PPKM Level 3 dan 4

Related Posts

Berita

Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Warga Ciberko Gelar Pawai Obor dan Lomba Islami

June 28, 2025
Berita

Dari Aktivisme ke Apatisme : Alarm bagi Budaya Politik Partisipatif

June 16, 2025
Berita

100 Hari Kerja Diskusi Dengan Mahasiswa, PMII Cabang Cilegon : Langkah Positif Robinsar-Fajar

June 13, 2025
Berita

Demonstrasi Buruh Blokade Gerbang PT Bungasari, Forum Pengusaha Lokal : Sangat di Sesalkan

June 13, 2025
Berita

Pemkot Cilegon Gelar Merdeka Bicara, KNPI: Bukti Robinsar-Fajar Tidak Anti Kritik

June 12, 2025
Berita

Demo 100 Hari Kerja Robinsar-Fajar : IMC Nilai Belum Maksimal

June 11, 2025
Next Post

Perbedaan PPKM Level 3 dan 4

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • FMN Untirta Peringati Hari Ketiadaan Tanah

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • KNPI Cilegon Apresiasi Kinerja Kapolres Dalam Menjalankan Tugas Pengamanan PPKM Darurat

    26 shares
    Share 15 Tweet 10
  • Pantai Mandalika Berok Anyer: Liburan Murah, Fasilitas Lengkap

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Doa Keselamatan Bangsa, Pengurus Ranting NU Desa Sindangmandi Gelar Istighotsah Kubro

    43 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Berburu Takjil Enak di Kota Cilegon

    141 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In