Serang, hipotesa.id – Korps HMI-Wati (KOHATI) menyikapi dugaan tindakan penculikan terhadap mahasiswi Universitas Islam Negeri Sultan Hasanuddin (UIN SMH) Banten.
Menurutnya pada moment memasuki Bulan Suci Ramadhan sudah seharusnya kita mensucikan diri dengan bertaubat kepada Allah SWT agar iman dan Islam kita selama Bulan Ramadhan ini diterima dengan husnul khotimah oleh-Nya.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi orang-orang yang akan melakukan kejahatan, termasuk kejahatan penculikan yang terjadi pada Mahasiswi UIN SMH Banten yang juga merupakan Kader Kohati HMI Cabang Serang pada Jumat, 31 Maret 2023 lalu.
Ketua Umum Kohati HMI Cabang Serang Amalia Choirunnisa sangat menyayangkan kejadian kejahatan yang menimpa Kadernya.
“Saya mendapat informasi tersebut sehari setelah kejadian. Setelah saya kroscek dan dibantu oleh Pengurus PTKP dan Pengurus HAM-LH HMI Cabang Serang untuk menangani kasus tersebut, benar itu adalah Kader Kohati HMI Cabang Serang” ujarnya.
Amalia melanjutkan hal yang paling menjadi perhatian bersama adalah apakah ada indikasi pelecehan seksual yang dilakukan oleh Pelaku terhadap Korban.
“Korban kan dalam keadaan pingsan, saya khawatir ada indikasi pelecehan seksual yang terima korban. Korban sudah divisum di Klinik Al-Furqon, Labuan. Visum pertama hanya visum lebam-lebam. Visum kedua kemarin itu total” tambahnya.
Dikabarkan, penculikan terhadap Kader Kohati HMI Cabang Serang terjadi di Kecamatan Menes, Pandeglang. Korban dipaksa masuk ke dalam mobil dengan kondisi mata ditutup dan diancam.
“Korban dimasukan ke mobil, matanya ditutup, lalu diancam. Diperjalanan korban berontak, diturunkan di Palima, Serang” lengkapnya.
Amalia melanjutkan ia dan Pengurus Kohati HMI Cabang Serang akan melakukan pendampingan terhadap korban.
“Korban harus mendapatkan pendampingan yang maksimal. Karena ini bicara soal psikologi yang korban dapatkan selama kejadian, kita harus pelan-pelan hilangkan traumanya” tutupnya.