• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Saturday, May 24, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Opini

Peran Kepemimpinan HMI Melihat Potensi Geostasioner Dalam Ekosistem Keantariksaan Indonesia

Penulis : Muhammad Rakha Seno Peserta LK III Badko Sulselbar  Cabang: Jakarta Selatan Badko: Jabodetabeka-Banten

Redaksi by Redaksi
May 25, 2023
in Opini
0
104
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Opini, hipotesa.id – Aktor pemimpin sangat mempengaruhi lingkungan organisasinya atau bahkan lingkungan sosial secara meyeluruh sehingga pemimpin bisa menjadi pembeda ditengah kondisi soisal tersebut. Simplifikasi dari definisi pemimpin adalah orang yang mempengaruhi individu atau kelompok yang lebih besar untuk sampai pada kerja-kerja sesuai dengan  kesepakatan bersama secara ideologis.

Pemimpin HMI harusnya adalah Pemimpin yang transformatif dan diartikan sebagai pemimpin yang mampu memberikan perubahan yang progresif terhadapat anggotnya.

Sifat kepemimpinan ini bisa kita lihat dari bagaiamana seorang pemimpin terbuka, terhadap ide-ide baru serta visioner dan mampu mendestruksi status quo yang menghambat dan menimbulkan kejumudan dalam berkreasi dan berinovasi sehingga, yang harus di lakukan secara personal sebagai seorang pemimpin adalah merdeka dan membebaskan dirinya dari stagnasi berfikir. Pemimpin HMI harus merupakan pemimpin yang transformatif dan melihat  peluang besar bagi kedaulatan nasional secara eksternal dan kejayaan organisasi secara internal.

Baca Juga

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024

Dalam konteks kedaulatan kita tidak hanya membahas mengani apa yang ada di permukaan bumi dan berada di jalur udara nasional. Kita juga harus menggeser paradigma itu pada kerentanan dan potensi antariksa yang memberikan dampak terhadap Ekonomi, politik hingga keamanan nasional. Perkembangan isu kenatariksaan sendiri bukan hal yang baru tetapi diskursus mengenai ini semakin melebar Ketika terjadi perang dingin. Dimana rusia berhasil mengorbitkan sebuah satelit Sputink I yang mana sebagai tanda dimulailah perlombaan dari kekuatan keantariksaan (Space Race) Amerika itu sendiri. Hal ini membuka runag pada potensi-potensi yang tidak terduga walupun hadirnya UNCOPUOS (United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space) untuk mengafirmasi bahwa tujuan diruang angkasa bukan milik negara secara mandiri melainkan milik bersama dengan maksud tujuan damai.

Namun kecendrungan seperti adanya pemanfaatan atau eksploitasi di geosinkron atau geostasioner membuat Indonesia ternacam karena negara ini di lalui oleh garis equator atau garis katulistiwa yang dalam proyeksinya merupakan jalur dari orbi geostasioner satelit. Menurut sumber Union of Concerned Scientists, 2019 total satelit yang melewati jalur geostasioner Indonesia berjumlah 150 satelit itu menca kunegara Amerika Serikat, Cina, India dan beberapa negara yang memiliki kuatan antariksa secara merata.

Geostasioner merupakan sumber daya alam yang terbatas karena slot orbit yang berbeda, sehingga jika telat sedikit saja dalam menentukan program tuju tahun, dalam rangka mengisi orbit geostasioner maka orbit akan diambil alih oleh negara lain.

Wilayah keantariksaan Indonesia sendiri sudah di tentukan didalam Undang Undang keantariksaan No.21 Tahun 2013 tetapi belum di sepakati rezim internasional akibat dari orientasi keantariksaan dengan maksud damai.  Kecendrungan belum tentu bertahan lama sementara Cina sudah mengembangakan ASAT (Anti Satellite) Weapon pada 2006 dan bisa melumpuhkan satelit seketika baik dalam fungsi militer maupun fungsi sipil dari satelit itu sendiri.

Potensi orbit geosinkron dibidang keamanan ekonomi juga sangat menguntungkan, ini pun didukung dengan perencanaan penerbangan satelit satria I untuk mereformasi ekonomi digital dengan akses internet yang cepat dan dapat menjangkau wilayah terlua, tertinggal hingga tedalam.

Dampak dan manfaat dari satelit ini memang sangat multidimensional contohnya akan menmberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem E-Commerce, E-Education, E-Government hingga pada ketahanan pangan yang lebih baik akibat dari satelit Satria I yang bisa memproyeksikan secara real time lokasi mana saja yang mebutuhkan distribusi pangan.

Pada kenyataanya memang diskursus keantartikaan di Indonesia jauh lebih maju dari teknologi keantariksaannya sendiri. Himpunan Mahasiswa Islam yang sudah 70 tahun lebih, terlibat dalam konstelasi ekosistem nasional seharusnya bisa melihat dan mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan ruang antariksa demi kepentingan bangsa. Mendorong pentingnya pemanfaatan ruang antariksa kedalam rencana strategis pembangunan nasional. Ini juga didasari demi mengurangi peluang korupsi yang lebih besar terhadap proyek keantariksaan khususnya proyek satelit. hal ini terjadi bila pemerintah tidak benar-benar serius dalam memasukkan proyek ini kedalam anggaran pembangunan nasional. Kemudian Indonesia harus segera menyelesaikan proyek bandara antariksa di Biak serta mencari jalan keluar terhadap faktor terhambatnya proyek bandar Antariksa Biak. Karena memfungsikan stasiun antariksa biak bisa menghemat anggaran biaya penerbangan satelit tanpa harus bergantung pada roket atau stasiun antariksa negara lain.

Previous Post

Ketua Dewan Cilegon Cuti Ibadah Haji, Isro Delegasikan Tugas ke Hasbi Sidik

Next Post

Peran Mahasiswa Dalam Mengawal Proses Demokrasi di Indonesia

Related Posts

Opini

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024
Opini

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Berita

Praktek Intoleransi Menjamur, Alumni UIN Jakarta Ajak Kaum Muda Galakan Dialog dan Perjumpaan

May 9, 2024
Opini

Tradisi Melanggar Di Era Mudik Lebaran

April 7, 2024
Opini

Hak Kekayaan Intelektual dalam Dunia Digital

April 6, 2024
Opini

Mudik dan Hari Kemenangan

April 4, 2024
Next Post

Peran Mahasiswa Dalam Mengawal Proses Demokrasi di Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Kumala Tuntut Percepatan Pembangunan Huntara Untuk Korban Banjir

    101 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Mengenal KH. Sochari Pipitan: Ulama, Wedana, dan Pejuang

    54 shares
    Share 31 Tweet 19
  • Hidup Tanpa Cinta: Sebuah Kehancuran atau Keindahan

    21 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Gelar Reses, Riky Serap Aspirasi Dari Pengurus Dan Kader Partai Demokrat

    102 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Sekilas Laksamana Chengho dan Pengaruhnya di Indonesia

    2 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In