Cilegon, hipotesa.id – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) menyampaikan kritik keras ditengah prosesi pelantikan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Cilegon.
Ketua Umum IMC, Ahmad Maki, menilai proses rekrutmen pengurus DPD KNPI cacat prosedur dan gagal memenuhi prinsip representasi pemuda-mahasiswa cilegon.
Maki mengatakan ada dua syarat dasar pembentukan pengurus KNPI yang tidak dipenuhi, yakni rekomendasi resmi dari unsur pemuda-mahasiswa serta hadirnya figur pemuda yang memiliki rekam jejak dan kapasitas yang jelas. Sehingga ia menilai tidak layak untuk dilantik.
“Sampai hari ini tidak jelas dari kelompok mana calon pengurus yang akan dilantik berasal. Tidak ada kejelasan dan tidak ada komunikasi publik,” Tegas Maki ditengah perdebatan.
Menurut dia, ketidakjelasan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah komposisi yang disusun benar-benar mewakili pemuda dan mahasiswa Cilegon.
Ia juga menyebut tidak ada penjelasan mengenai berapa besar porsi mahasiswa dalam struktur kepengurusan maupun mekanisme penyusunannya.
IMC juga menyoroti munculnya sejumlah persoalan yang dianggap memicu kegelisahan di kalangan pemuda. Di antaranya polarisasi yang semakin tajam akibat rekrutmen tertutup, komposisi pengurus yang dinilai tidak sejalan dengan komitmen “KNPI Satu”, serta kondisi KNPI Cilegon yang hingga kini belum bersatu.
“Proyek besar persatuan KNPI hanya omong kosong sehingga berubah menjadi kegagalan yang nyata,” kata Maki.
Ia menegaskan situasi tersebut bertentangan dengan tujuan organisasi yang seharusnya menjadi rumah bersama pemuda. Proses pembentukan pengurus yang tidak terbuka, menurutnya, justru berpotensi memunculkan konflik baru dan memperlebar jarak antarorganisasi kepemudaan.
IMC menyampaikan lima tuntutan kepada pihak terkait, di antaranya penundaan pelantikan pengurus KNPI Cilegon, audit ulang komposisi pengurus dengan melibatkan seluruh unsur pemuda, serta penghentian manuver politik yang menghambat komitmen penyatuan organisasi.
Mereka juga meminta Dinas Pemuda dan Olahraga untuk tidak mengeluarkan hibah sebelum persoalan dualisme KNPI tuntas.
“Mahasiswa bukan pelengkap dan bukan penonton. Jika KNPI ingin berbicara tentang persatuan, mulai dulu dengan mempersatukan pemudanya secara adil dan berintegritas,” ujar Ahmad Maki.
Akibat protes yang dilakukan Ikatan Mahasiswa Cilegon sempat terjadi kekisruhan dan perdebatan, sehingga prosesi pelantikan sempat di pending untuk sementara waktu.









