• Redaksi
  • Kirim Tulisan
Sunday, May 11, 2025
  • Login
Hipotesa
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis
No Result
View All Result
Hipotesa
No Result
View All Result
Home Opini

Suara dan Pembantaian

Redaksi by Redaksi
January 18, 2023
in Opini
0
Suara dan Pembantaian

Suara dan Pembantaian

103
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Opini – Penegakan dari rakyat seolah menjadi pemberontakan, suara itu dianggap pemberontakan. Seolah, jika suatu tuntutan yang lahir dari keluhan rakyat. Padahal  suatu gerakan-gerakan perlawanan pasti bermula dari segelintir populasi yang tidak menerima diskriminiasi, tekanan dan pembodohan publik.

Sedangkan penegakan dari istana seloah menjadi pembantaian, seolah aparat selalu benar dan tak pernah mau mendengar. Kemarin kita di hebohkan dengan kanjuruhan, seperti holocaust abad baru di negara ini, sampai 133 meninggal, 596 luka ringan dan sedang, serta 26 lainya luka berat. Banyak tragedi yang misteri. Seperti peristiwa 1965-1966 kemudian kasus penembakan misterius 1982-1985, kerusuhan mei 1988 dilanjut dengan peristiwa Trisakti dan Semanggi I-II.

Baca Juga

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024

Seolah terkesan yang melawan adalah “musuh” yang harus di musnahkan dalam alam semesta, termasuk di negara ini rupanya. Padahal kata musuh dan lawan, kedua kata itu berbeda. Hanya kita sering melupakannya. Kita misalnya tidak bisa mengatakan “musuh kata”: Melainkan “lawan kata”.  Misalnya juga, tidak bisa mengatakan, “Siapakah musuhmu bercakap-cakap tadi?”,melainkan “Siapakah lawanmu bercakap-cakap tadi?. (GoenawanMohamad).

Dengan kata lain: dalam pengertian lawan, tidak ada antagonisme yang total. Rakyat mengkritik Negara, bukan sebagai musuh, melainkan melawan kesewnang-wenangan aturan yang tidak pro rakyat, entahlah semua kebijakan dipertimbangkan dan di filterisasi oleh para punggaawa Negara saja, dan hasilnya pun, seolah hanya untuk kepentingan para punggawa  saja.

Misalkan undang-undang yang memperbolehkan koruptor ikut dalam kontestasi politik lagi, ditambah dengan revisi undang-undang KPK yang ujungnya bermuara pada punggawa Negara saja bukan terhadap sijelata. BPJS dinaikan menuai pelawanan dari rakyat tetap saja di kukuhkan, pemindahan Ibu Kota bahkan yang memerlukan biaya sangat besar, dan banyak pula yang tidak setuju. Omnibuslaw UU Ciptaker yang merajut peristiwa gerakan mahasiswa, persolan kegamangan tentang sisitem pemilu 2024, padahala Ukraina dan Rusia yang tak selasai mengarahkan kita kepada persoalan pasokan pangan.

Aturan-aturan baru semakin kesini, semakin kesana, tak gundah atas penolakan dari rakyat, “yo wis” gas terus tak usah “openi” kemarin kenaikan BBM misalnya ini tuh, jojong saja gitu.

Tapi terus saja dilakukan hingga lupa bahwa masih banyak persoalan yang lebih penting yang harus diselesaikan, namun jawatan Istana tetap saja melakukanya. Sungguh miris memang. Ketika ribuan mahasiswa turun kejalan mulai bersuara, baik di daerah-daerahnya sampai berkumpul hingga menuju ibu kota Negara.

Kita melihat, ribuan pelajar turun dengan nalar dan keresahan bersama. Namun itu tanpa ada hirauwan yang serius atau respondsip yang baik oleh para jawatan Negara, perjuangan mereka hanya dianggap sebagai nostalgia saja oleh para orator ulung jalanan tahun 98 yang sekarang jadi orator elitis (duduk di parlemen).

Kematian atas tragedi di era reformasi sungguh hanya jadi bentuk empaty semata, tindakan yang jelas atas terbunuhnya mahasiswa dan hilangnya nyawa seorang manusia di Negara yang sangat memegang teguh asas-asas terkait HAM itu seolah hilang.

Kasus HAM banyak yang tak terselesaikan di Negara yang beradab ini. Lantas apa kerjaan para jawatan Negara yang mempunyai amanah beban dari seluruh rakyat. Lantas apakah isu-isu kekacauwan reformasi ini bisa menghilang begitu cepat, seolah semua itu berhenti, kekcauan, suara yang mulai redup, menju ceremonial besar yaitu pemilihan yang akan berkuasa di Negara ini.

Bentuk setcholder daerah-daerah lain seolah mendekati para mahasiswa ataupun pemuda ditawarkan lah satu forum-forum dialektika yang semua bugeting kegiatan di fasilitasi, sehingga mereka dialihkan perhatianya dari tuntutanya dan suara lantang yang dilakukanya dijalanan.

Terlihat suatu gerakan yang exstrimis dan meriugikan para jawatan Negara di abad ke 21. Melalui digitalisasi yang mempermudah segala aktivitas yang mengikis ruang privasi individu, semua akan lebih mudah terakses diketahui oleh public. Para jurnalis dan media-media televisi maupun cetak selalu menberitakan segalain formasi yang ada.

Dari kecelakan lalulintas, kecelakaan sisitem Negara, kecelakaan berpikir bahakan samapai kecelakan memberita kan sesuatu yang benar terjadi, karena berbagai alasan. Seolah dianggap berbahaya pengujar kebencian, hoaxs dan segala macam, sehingga ketundukanlah yang diperbuatnya, lumayan bisa ganajal perut sebentar.

Benar memang, apa yang disampaikan oleh founding father Negara ini, aku akan lebih meudah melawan musuh, karena bangsa asing yang kulawan, sedangkan kalian akan lebih sulit melihat musuh karena akan melawan teman sebangsa mu sendiri.

Aduhai alangkah kuatnya pergerkan kita sekarang, umpama pertarungan saudara itu tidak terjadi. Niscaya, kita tidak rusak susunan sebagai mana seakrang ini. Niscaya pergerakan kita lebih maju, walaupun rintangan bagaimanapun juga. Kata nasionalisme, terkesan hanya sebagai pelajaran dikelas saja.

Implemnatsi hanya segelintir populasi yang mempunyai idealisme diatas keindahan materi dan kebegahan parut sendiri. Para pimpinan organisasi-organisasi mahasiswa dan bentuk organisasi mahasiswa sedang dipertanyakan peran dan fungsinya kemana? Apakah mereka ikut kongkow-kongkow dengan abang-abangnya yang sudah duduk di kursi parlemen?. Mungkin hanya nilai cinta atas bumi pertiwi dengan asas gotong royong yang bisa mempersatukan kedaulatan.

Penglihatan dari pelosok negeri yang kecewa atas drama.

Tags: Musuh dan LawanOpini
Previous Post

Cek Prakiraan Cuaca Di Cilegon Hari Ini 18 Januari, Sebelum Beraktivitas!

Next Post

Ridwan Kamil Akhirnya Gabung Partai Golkar, Persiapan Pemilu 2024?

Related Posts

Opini

Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Serang: Skala PRIORITAS (PRogresif, Integratif, Responsif, dan Sinergitas)

August 5, 2024
Opini

Tapera: Manifestasi Kegagalan Pemerintah dalam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

June 22, 2024
Berita

Praktek Intoleransi Menjamur, Alumni UIN Jakarta Ajak Kaum Muda Galakan Dialog dan Perjumpaan

May 9, 2024
Opini

Tradisi Melanggar Di Era Mudik Lebaran

April 7, 2024
Opini

Hak Kekayaan Intelektual dalam Dunia Digital

April 6, 2024
Opini

Mudik dan Hari Kemenangan

April 4, 2024
Next Post
Ridwan Kamil Gabung Partai Golkar/ Foto Postingan Instagram Partai Golkar - hipotesa.id

Ridwan Kamil Akhirnya Gabung Partai Golkar, Persiapan Pemilu 2024?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rame Banget!

  • Juara Grup, Persic Cilegon Siap Tempur di Babak 32 Besar Liga 4 Nasional

    101 shares
    Share 40 Tweet 25
  • PENGUATAN PERKADERAN HMI YANG RESPONSIF

    126 shares
    Share 50 Tweet 32
  • Oknum Warga Aceh Diduga Edarkan Ribuan Tablet Hexymer di Malimping

    102 shares
    Share 41 Tweet 26
  • Nabi Syu’aib As dan Air Mata Cinta Kepada Allah

    54 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Pengurus MWC NU Kecamatan Pontang dan Tirtayasa Resmi Dilantik

    105 shares
    Share 42 Tweet 26
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
© 2022 Hipotesa - Diproduksi by hipotesa.

No Result
View All Result
  • Berita
    • Pendidikan
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Liputan Khusus
  • Opini
  • Tokoh Inspirasi
  • Islamika
  • Ekonomi dan Bisnis

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In